MAKASSAR– Kendati Natsir Ibrahim alias Nojeng menyatakan siap berpasangan dengan Burhanuddin Baharuddin di Pilkada Takalar, namun rencana memaketkan kedua kader Golkar ini dipastikan tidak mudah terwujud.
DPD I Partai Golkar Sulsel menyatakan tidak ingin melakukan “kawin paksa”lantaran ada salah satu pihak yang tidak sregberpasangan,namun memakasakan diri. Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Moh Roem mengatakan, paket Bur-Nojeng sejauh ini belum final.Menurut dia, Golkar selama ini hanya memberikan kesempatan keduanya melakukan interaksi dan komunikasi. Jika terjadi kecocokan, maka kedua kader Golkar itu akan berpasangan di Pilkada Takalar. Namun, jika tidak ditemukan kecocokan, Golkar tidak ingin memaksakan duet tersebut.
“Kami juga tidak ingin muncul istilah ‘kawan paksa’.Makanya, kami serahkan kepada keduanya memutuskan apakah cocok atau tidak,” ungkap Roem yang juga Ketua DPRD Sulsel itu kemarin. Selain itu,lanjut Roem,jadi tidaknya duet tersebut juga sangat tergantung keputusan Burhanuddin yang telah direkomendasi oleh DPP Golkar mengendarai Partai Golkar di Pilkada Takalar.“Penentuan wakil 99% ditentukan sendiri Pak Bur.Masa orang lain yang tentukan, sedangkan dia yang akan didampingi selama lima tahun pemerintahan berjalan,”ujarnya.
Untuk membicarakan rencana duet kader Golkar itu,hari ini Burhanuddin dijadwalkan melakukan pertemuan khusus dengan Nojeng. “Besok (hari ini) kami akan melakukan pertemuan,”kata Burhanuddin kepada SINDO,kemarin. Burhanuddin mengaku pasrah jika dia terpaksa harus berpasangan dengan putra Bupati Takalar, Ibrahim Rewa tersebut. Anggota DPRD Sulsel ini mengakui, sesungguhnya mayoritas pendukungnya tidak merestui dia berpasangan dengan Nojeng.
“Tapi kalau memang harus begitu, saya siap bekerja sama dan Insya Allah akan baik-baik ji itu,”kata dia. Bur dan Nojeng bersaing ketat untuk dicalonkan Golkar sebagai calon bupati Takalar.Persaingan keduanya berlangsung sejak setahun terakhir. Persaingan Burhanuddin- Nojeng memuncak ketika DPP Golkar menetapkan Bur sebagai calon bupati pekan lalu.Pendukung Nojeng yang kecewa bahkan sempat melakukan pembakaran atribut Golkar,termasuk perusakan tanda gambar Ketua DPD I Golka Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang juga calon gubernur Sulsel dari Golkar.
Belakangan, Nojeng menyatakan siap menjadi pendamping Bur seperti keinginan Golkar Sulsel selama ini. PengamatpolitikUniversitas Hasanuddin Aswar Hasan menilai,paket Bur-Nojeng bisa meredam gejolak sementara di Partai Golkar.“Tapi apakah paket ini bisa menjanjikan kemenangan di tengah penolakan pendukung keduanya,tentunya membutuhkan pengkajian lebih dalam,”papar Aswar. Aswar mengatakan, paket ini juga akan terganggu jika menantu Bupati Takalar, Ibrahim Rewa, Achmad Daeng Se’re juga ikut bertarung di Pilkada Takalar.
Bisa jadi, kata dia, kesediaan Nojeng untuk menjadi wakil Burhanuddin itu hanya bertujuan mengganggu dan mengendalikan Bur untuk kepentingan Achmad Se’re. “Wajar jika ada kekhawatiran dari Pak Bur,mungkin saja Nojeng sengaja dipasang untuk merusak pememangan Bur dari dalam,”ujar dia. Selain itu,Partai Golkar perlu memikirkan harmonisasi kepemimpinan kelak jika menang. Hubungan yang disharmonis akan mengganggu jalannya pemerintahan di Takalar.
“Jika nanti terpilihm, pada akhirnya rakyat yang akan dikorbankan jika ada perseteruan antara kedua pejabat itu,”ujarnya. Kekhawatiran paket Bur- Nojeng juga diungkapkan Direktur Eksekutif Citra InstitutAsriadin. Menurutnya,kompromi politik itu hanya akan mengorbankan kepentingan rakyat Takalar. “Paket itu mengorbankan kepentingan rakyat Takalar. Jika terpilih, jalannya pemerintahan tidak akan bagus dengan dasar keduanya tidak hamonis, apalagi keduanya sangat sulit untuk disatukan,”paparnya.
Sementara itu,Ketua DPD I Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan,paket Burhanuddin- Nojeng sudah final. Kedua kader Golkar itu diakuinya sudah bertanda tangan dan menyatakan siap berpasangan. “Mereka sudah sepakat berpasangan, mereka juga sudah tanda tangan.Dan,sampai saat ini yang saya pegang adalah komitmen mereka,” kata Syahrul kemarin. Terkait munculnya anggapan yang menyatakan Burhanuddin dan Nojeng tidak akan harmonis, Syahrul kaget.
“Siapa yang mengatakan itu, setahu saya mereka sudah berkomitmen,” katanya. Bupati Gowa dua periode ini menjelaskan, jika pun ada hal yang masih belum ketemu antara keduanya, itu dinilainya wajar saja. “Kalau ada yang berstrategi, bertaktik dan tawar menawar pribadi,tentu itu biasa saja.Yang penting utamakan kepentingan rakyat dan juga Golkar,”jelasnya. Dia menjelaskan,berpaketnya kedua kader Golkar di Takalar ini adalah alternatif terbaik yang ada. Hal seperti inilah yang juga diharapkannya akan terwujud di Bone yang sampai saat ini belum menemukan titik temu.
Sementara itu,Koordinator Wilayah Gowa,Takalar, dan Jeneponto Partai Golkar Sulsel, Hoist Bahtiar menegaskan, munculnya dugaan bahwa ada skenario besar Bupati Takalar, Ibrahim Rewa, yang membiarkan menantunya berpasangan dengan Burhanuddin, Hoist mengatakan, hal itu tak perlu dikhawatirkan.
“Ibrahim telah membesarkan dan dibesarkan Partai Golkar selama lebih 20 tahun. Saya tidak yakin jika Pak Ibrahim akan mengkhianati Partai Golkar,”ujarnya. ●abd salam malik/ jumardin akas
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com
0 Response to "Paket Bur-Nojeng Belum Final"
Post a Comment