MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo kaget dengan penetapan rekomendasi bakal calon bupati di Pilkada Bone dan Takalar oleh DPP Golkar yang menyingkirkan dua anak bupati berkuasa dari bursa calon bupati.
Diakuinya, rekomendasi DPP yang belum sampai di tangannya tersebut sedikit menyulitkan posisinya di dua daerah tersebut sebagai bakal calon Gubernur Sulsel di Pilgub Sulsel 2013 nanti.
"Saya juga kaget kok, ya kaget saja. Ya, ini menjadi sesuatu yang tidak mudah bagi saya," kata Syahrul usai bertemu dengan pegawai lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel, Rabu (23/5) kemarin.
Meski demikian, mantan Bupati Gowa dua periode ini berkeyakinan bahwa DPP memiliki
mekanisme dan penilaian yang matang tersendiri sebelum memutuskan untuk "mendepak" anak Bupati Bone Idris Galigo, Irsan Idris Galigo dan anak Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Natsir Ibrahim dari bursa cabup Golkar Bone dan Takalar.
Syahrul bahkan menyarankan agar Irsan Idris Galigo dan Natsir Ibrahim legowo dan berkompromi dengan bersedia menjadi pendamping Fahsar Padjalangi dan Burhanuddin Baharuddin di Pilkada Bone dan Takalar.
"Saya berharap mereka bisa nyatu, yang satu jadi calon bupati dan satunya lagi jadi calon wakil bupati. Selesai kan?," kata Syahrul.
Yang saya harapkan seperti itu, saya mau mereka berpasangan. Jangan ada yang keluar dari barisan biar saya aman juga kan, mestinya mereka berjiwa besar seperti itu," lanjutnya.
Meski "merugikan" posisinya sebagai cagub, namun ia berkeyakinan keputusan tersebut tak lantas menimbulkan perpecahan. Ia yakin kader akan patuh terhadap kepentingan partai.
"Golkar sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Partai Golkar diisi oleh kader yang sudah berpengalaman, mudah-mudahan secara partai tidak ada yang pecah. Kader Golkar harus tetap solid," kata Syahrul.
Terpisah, master campaign Syahrul, Irman Yasin Limpo menilai keputusan Golkar sudah matang dan normal. Kekhawatiran akan terjadi perpecahan di dalam partai hal tersebut bukan untuk yang pertama kalinya bagi Golkar.
"Normal ji, sudah pernah dialami sebelumnya kondisi seperti ini. Lagi pula ini bukan keputusan Pak Syahrul tapi keputusan orang Jakarta. Kalau dibilang akan mengganggu tidak ji juga," kata Irman.
Lebih jauh, adik kandung Syahrul ini enggan mencampuri lebih jauh keputusan di internal Partai Golkar karena dianggap bukan kompetensinya untuk merecoki "dapur Golkar". (*)
Penulis : Syaekhuddin
Editor : Muh. Taufik
Sumber : Tribun Timur
0 Response to "Rekomendasi DPP Golkar Rugikan Syahrul di Pilgub"
Post a Comment